Jangan pernah bersedih ketika diri lelah berjalan sedang yang lain nyaman berkendara
Jangan pernah iri saat yang lain mengunyah makanan di resto sedang diri menelan nasi dengan lauk sayur ala warteg,
Jangan pernah berduka saat yang lain mengenakan pakaian mahal edisi butik, sedang diri berbaju murah pasar tradisional
Jangan pernah mengutuk diri terlahir begini bukan begitu, mengapa begini bukan begitu,
Karena sungguh kita tak memiliki kesempatan untuk mengeluh,
Sekali mengeluh esok menumbuhkan malas, esoknya lagi mendahului nasib, lusa, kita mati akan rasa ini, rasa sesak yang dengan perlahan menggigit kita, dan pada akhirnya membunuh kita.
Maka Berhentilah,
Berhentilah menimbang lantas memberatkan yang lain, seolah ketidakadilan mengekang.
Apakah hidup ini adil?
Berhentilah menilai keadilan dengan ukuran,
RencanaNya bahkah 1000x lebih indah, untuk mereka,
Mereka yang tak lalai mengukir kehidupan tanpa menghapus ketetapanNya.
Menikmati dengan cara yang indah, maka keadilan tak lagi samar.
Berhentilah, wahai diri yang lalai, Berhentilah berdesir menyanyikan lagu sendu
Sungguh, syukur itu lebih penting dari sekedar kepuasan...
"Maka, nikmat ROBB kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS.55:55)
Posting Komentar
Posting Komentar