Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu perintah Allah SWT yang termaktub dalam Alquran. Begitu banyak ayat Alquran yang berisi perintah untuk berbakti kepada orang tua dan bagaimana sebaiknya seorang anak menempatkan orang tua dalam kehidupannya. Hem, lagi-lagi, berbicara tentang orang tua selalu berhasil membuat seorang anak rindu kepada keduanya.
Berbakti kepada orang tua berarti membahagiakan keduanya. Membahagiakan keduanya dengan bakti sebagai anak salih yang menghormati dan menyayangi keduanya selama masih bisa bersua di dunia. Lantas bagi yang telah tiada tentu masih bisa membahagiakan keduanya lewat doa yang dilesatkan ke langit Kuasa-Nya.
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.” (QS. Al-An’am: 151)
MaasyaAllah, betapa mulia kedudukan orang tua, hingga Allah SWT secara langsung melalui Alquran memerintahkan umat manusia untuk berbakti kepada keduanya. Saya jadi teringat kisah seorang sahabat Rasul yang sangat memuliakan Ibunya, yakni kisah Salman Alfarisi.
Kisah Anak Salih yang Berbakti Kepada Orang Tua
Pada suatu hari Rasulullah ditanya oleh salah satu sahabatnya, “wahai Rasul, adakah orang yang dicintai Allah SWT selain Engkau?”
Rasul menjawab, “ada, namanya Salman Al Farisi.”
Lalu sahabat itu pun bertanya lagi, “kenapa ya Rasulullah dia begitu dicinta Allah, adakah amalan yang luar biasa?”
Rasul pun bercerita, Salman Al-Farisi seorang anak yang sangat berbakti pada ibunya, dia sholih dan dari keluarga miskin. Ibunya sakit, tidak bisa berjalan, namun ibunya ingin beribadah haji, padahal uang untuk pergi ke tanah suci juga tidak punya. Dengan tekad dan rasa cinta yang kuat Salman Al-Farisi kepada ibunya, akhirnya dia memutuskan untuk mengantar dengan menggendong Ibunya dari Madinah ke Mekkah untuk beribadah haji.
Perjalanan itu berhari-hari, jarak jauh dengan panas terik matahari ketika siang, dan dinginnya malam hari serta berat beban gendongan yang ada di pundaknya tidak dia rasakan, yang terlintas hanya semangat ingin membahagiakan Ibunya. Bahkan, kulit punggungnya terkelupas pun tidak dia rasakan.
Ketika sampai di Mekkah, betapa bahagia keduanya, diberi kesempatan Allah bisa bertemu dengan kekasih Allah, Rasulullah SAW. Dan Salman pun bertanya, “Ya Rasulullah, saya sudah berusaha menggendong Ibu dari Madinah ke Mekkah agar Ibu bisa berhaji, apakah amalan saya ini sudah bisa membalas bakti anak pada jasa-jasa orang tua?”
Seketika itu pula Rasul menjawab, “wahai saudaraku, engkau sungguh anak sholih yang luar biasa, namun maaf (sambil menangis) apapun yang kamu lakukan untuk membahagiakan orang tuamu di dunia ini dan kerja keras serta usahamu untuk menyenangkan orang tuamu tidak akan bisa membalas jasa-jasa orang tuamu, terutama ibumu yang telah mengandungmu sembilan bulan, melahirkanmu dengan taruhan nyawa, menyusuimu dengan sepenuh hati serta membesarkanmu tanpa pamrih.”
MaasyaAllah, perjuangan yang luar biasa dari kekasih Rasul, teladan dari umat terbaik, pengorabanan yang ia lakukan ternyata belum setara dengan rasa cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh ibunya. Hal ini membuat saya bertanya-tanya, seumur hidup belum benar-benar membahagiakan kedua orang tua, apakah layak mendapat predikat anak salih?
Sejatinya, anak salih ialah mereka yang menghormati kedua orang tua, berbuat baik, sopan, santun, ramah, patuh pada perintah keduanya selagi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, lemah lembut dalam bertutur kata, tidak membentaknya apalagi sampai menyakiti hatinya, sabar dan mampu menahan amarah, dan masih banyak lainnya. Sudahkah kita menjadi anak slaih dengan kriteria di atas? Jujur, saya sendiri belum. Masih belum bersabar dengan orang tua, belum lembut betul ketika bertutur kata dengan keduanya, dan masih banyak lainnya. Ya Robbi, jangan jadikan kami sebagai anak yang menyesal karena tak kunjung berbenah berbakti kepada kedua orang tua kami.
Betapa bahagianya setiap orang tua yang memiliki anak sholih-sholihah, selalu mendoakan kala orangtuanya masih hidup maupun sudah tiada. Doa anak yang sholih akan diijabah. Seperti kata Nabi SAW, ketika manusia meninggal dunia, semua perkara akan terputus kecuali tiga hal, yakni: amal jariyah, ilmu yang berguna dan doa anak yang salih-salihah.
Mulai detik ini, aku berjanji pada diri yang masih fakir untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Hakikat kebaikan akan selalu mendatangkan ketenangan dan ketentraman, sedangkan keburukan akan selalu mendatangkan kegelisahan dan keresahan. Jika seseorang telah berniat baik dan benar, maka Allah akan membuat hati seseorang jadi tentram, tenang dan siap dengan apapun yang akan terjadi.
Menjadi anak yang berbakti dimulai dari niat, niat yang benar untuk memuliakan kedua orang tua. Memperbaiki diri, ibadah dan memperbanyak amal salih. Untuk siapa amal salih? Untuk kedua orang tua, agar doa terbaik untuk keduanya diijabah oleh-Nya. Kenapa? Karena doa anak yang salih adalah amalan yang tiada putus. Doa anak yang salih adalah penghubung antara seorang anak dengan orang tuanya yang telah tiada. Ya Robbi, jadikanlah kami anak salih yang berbakti kepada orang tua kami.
Semoga kita bisa menjadi orang tua yang bisa memberikan pendidikan dan teladan yang baik untuk setiap anak, sehingga berbuah rasa hormat dan pengabdian mereka pada orang tua
BalasHapusAamin ya Robb, terima kasih untuk doanya Pak Yonal, semoga doa terbaik diijabah oleh Sang Khalik.
HapusAamiiin. Semoga kita selalu diberi kesempatan dan waktu untuk selalu bisa membahagiakan kedua orang tua. Melembutkan setiap ucapan kita dihadapan mereka. Dan menjadi anak sholih sesuai ajaran Rasuk.
BalasHapusAamiin ya Robb, ya Allah doanya Mbak Desi bikin meleleh. Terima kasih yah mbaak
HapusSemoga Ibu Septi bisa jadi anak yang berbakti kepada orang tuanya
BalasHapusAamiin, dengan bimbinganmu pak beb. wkwkwk
HapusMasya Allah, kisah Salman Al Farisi saja yang sudah memperlakukan ibunya sedemikian rupa saja belum bisa membalas jasa ibunya. Apalagi aku yang kadang masih suka khilaf :")
BalasHapusBikin ngenes ya mbak, rasa-rasanya masih banyak kurangnya sebagai anak, hiks. Tetap semangat yah buat kitaaa!
HapusCerita para shahabat Nabi memang luar biasa, manusia2 istimewa. Sedangkan kita terseok2 mengikuti jejak2 keshalihannya.
BalasHapusBetul sekali Ustazah, ya Allah, jadi kangen menyimak kisah berhikmah dari Ustazah Rita
HapusTeringat pula dengn kisah Uwais Al Qarni yang menggendong anak sapi setiap hari ke atas bukit demi berlatih menggendong ibunya, untuk memenuhi keinginan ibunya naik haji. Semoga kita menjadi anak yang berbakti kepada orangtua.
BalasHapusBetuuul mbak Nia, keduanya adalah anak terbaik pada zamannya, MaasyaAllah begitu luar biasa tindak-tanduk keduanya kepada Ibundanya.
HapusSemoga Corona segera berlalu. Niat mengumrohkan Ibu sudah 2 tahun tertunda. Tahun pertama karena rumah dan tanah belum laku, tahun kedua pandemi covid-19 mulai masuk.
BalasHapusAamiin ya Robb, semoga niat mulianya Allah ijabah yah mbaak. Btw kalau butuh info jasa travel umroh bisa hubungi Bu Rita loh mbak. hehe
HapusMasya Allah tulisannya mengingatkanku. Semoga aku bisa terus membantu orang tua. Benar cinta anak kepada orang tua tidak akan sama seperti cinta ortu ke anak.
BalasHapusAamiin ya Robb, dan berapapun usia kita, selalu kita adalah anak yang memiliki orang tua, begitu yah mbak..heuheu
HapusTulisan yang langsung bikin melow.... Masih jauh rasanya jadi anak yang berbakti. Semoga masih diberi kesempatan untuk terus berbakti, orang tua disehaatkan sampai corona ini bener-bener hilang. Kangen banget sama blog hijau ini.
BalasHapusAamin ya Robb.. Bundooo...hehe, kelamaan hibernasi ya bu.
HapusMasya Allah yaa kisah² di zaman Rasulullah..
BalasHapusApakah kita ini dibandingkan zaman dulu. Semoga kita semua termasuk ke dalam anak² shalih dan shalihah dan berbakti kepada org tua yaa
Aamiin ya Robb, doa terbaik semoga Allah ijabah yah mbak Pidaa
Hapussuka malu sendiri kalau baca kisah para sahabat. aku harus meningkatkan perilaku baik pada orang tuaku, tapi godaanya kok berat ya hehe, wajar sih karena balasannya surga
BalasHapusBetuul banget Teh Yul, karena balasannya juga warbiyasyah, jadi butuh perjuangan yang warbiyasyah jugaa. Semangat buat kitaa
HapusJadi sedih, saat bapak ibu masih ada berasa banget kurang berbakti. Malah lebih banyak mengingat yang buruk-buruknya aja, padahal kebaikan mereka jauh lebih banyak. Sekarang hanya bisa memberikan doa...
BalasHapusBismillah yah coach, doa anak salihah yang banyak menebar manfaat dan inspirasi ini semoga menjadi wasilah kebaikan untuk orang tua. heuheu
HapusMaa syaa Allah.. tabarakallah say.. kagum dengan kalian para penulis yang dengan mudah merangkai kata2 jadi kalimat penuh hikmah.. hiks.. siniih.. tulis yg banyaaak.. biar aku yg bacaaa🤩😘😘
BalasHapusAamiin, jazakillahu khair sudah mampir Unik. doakan yaah bisa istiqomah nulis :)
Hapus