“Bahasa memiliki peran sentral dalam mengembangkan intelekutal, sosial, dan emosional pemuda”, (Suharyati 2007:1). Dikatakan demikian karena dengan bahasa, bangsa ini akan berupaya untuk menjaga hubungan dengan sesama individu ataupun dengan lingkungan, sehingga dapat berdampak pada peningkatan intelegensi dan emosional bangsa.
Sebagai pemuda yang bertekad menjadikan Indonesia berdaya, pemuda menjadi salah satu penyumbang gagasan dan menjadi pelaku atas perubahan yang membawa bangsa ini menjadi lebih berdaya. Salah satunya lewat bahasa. Selain tercatat sebagai bahasa pemersatu bangsa, Bahasa Indonesia juga mendapat pengakuan menjadi salah satu bahasa resmi ke dua di suatu negara, antara lain Vietnam, Australia dan Timor Leste. Sebagian negara-negara di Asia Tenggara, ada sebagian penduduk atau satu wilayah yang penduduknya menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Melayu sebagai alat komunikasi. Jika seluruh sendi bangsa dapat bekerjasama, Bahasa Indonesia dapat diangkat menjadi bahasa resmi ke dua di Asia Tenggara.
Tanggung jawab maju atau mundurnya Bahasa Indonesia, tentunya akan kembali lagi kepada pengguna bahasa itu sendiri. Kesadaran demikian harusnya dipupuk sejak awal. Kita jangan hanya mengedepankan aspek gengsi berbahasa, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya akan memupuk rasa nasionalisme atau kecintaan terhadap tanah air. Usaha-usaha tersebut memang harus digalangkan untuk mempertahankan Bahasa Indonesia dari gempuran budaya-budaya asing, apalagi di tengah globalisasi budaya dunia, (Munawir, 2009).
Berikut beberapa gagasan yang dapat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi kedua di Asia Tenggara:
a. Sistem dan Strategi Teknis Pembelajaran Bahasa
Perangkat terkait seperti Kemdikbud dengan Dirjen Dikti, Badan Bahasa, dan semua PTN/PTS yang mempunyai program studi bahasa dan sastra Indonesia membuat strategi-strategi teknis yang berkaitan dengan sistem pembelajaran dari penjenjangan kurikulum, materi ajar, buku ajar, teknologi dan media pembelajaran, sampai dengan tenaga pengajar yang terlatih. Strategi-strategi teknis tersebut menjadi modal utama sekaligus menjadikan pembelajaran lebih profesional.
b. Kongres Bahasa se Asia Tenggara
Kongres bahasa se Asia Tenggara ini dilaksanakan oleh Indonesia dengan menghadirkan pejabat negara seluruh negara-negara di Asia Tenggara. Kongres ini mendiskusikan bahasa-bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa se Asia Tenggara, dan menilik sebagian besar negara di Asia Tenggara merupakan rumpun Melayu, Indonesia dapat mencetuskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke dua se Asia Tenggara.
c. Konverensi Internasional di Indonesia
Indonesia mengadakan konverensi Internasional bertemakan kebahsaan dengan mengundang seluruh pelajar dunia terutama pelajar di wilayah Asia Tenggara untuk turut serta mendiskusikan bahasa-bahasa Internasional.
Hal yang paling mendasar untuk menangkap peluang internasionalisasi Bahasa Indonesia adalah membangun komitmen internal, yakni komitmen pemerintah pusat dengan perangkat-perangkat yang berkait dan lembaga-lembaga yang dimilikinya. Komitmen tersebut harus diikuti visi, misi, dan tujuan internasionalisasi Bahasa Indonesia dengan jelas. Bila komitmen itu terbangun, ”impian” untuk bisa mengantar Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Asia Tenggara terbuka lebar.
Pemuda memiliki sumbangsih tinggi dalam mewujudkannya dengan memulai dari diri sendiri, yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanpa melupakan bahasa Ibu, tanpa mencampur adukkannya dengan bahasa asing yang tidak sesuai penempatannya. Lantas, menjadi pioner atas cita-cita bangsa, melangkah mewarnai dunia dengan bahasa dan bangsa yang kaya dengan karya. Mendukung dan turut mengambil bagian atas program-program pemerintah, bahkan turut serta menyumbangkan gagasan-gagasan demi tercapainya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Asia Tenggara bahkan di dunia.
Keberagaman atau kebhinekaan tidak menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. Hal ini dibuktikan dengan bahasa. Bahasa Indonesia sukses menjadi bahasa pemersatu, yaitu sebagai alat komunikasi yang diakui dan menyatukan warga negara dengan beragam bahasa daerah dan dialek kedaerahan yang tidak sama.
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa memiliki kewajiban untuk mempertahankan bangsa dan negara, dalam hal ini bahasa agar tetap eksis. Maju mundur, berkembang atau tidaknya suatu bahasa tergantung pada pemudanya, oleh karena itu pemuda memiliki andil banyak terhadap bangsanya.Untuk mewujudkan gagasan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi se Asia Tenggara dan dunia diperlukan semangat dan keyakinan yang kokoh untuk mewujudkannya lewat berbagai rencana. Diantara rencana perwujudan Bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia adalah dengan adanya, Sistem dan Strategi Teknis Pembelajaran Bahasa, Kongres Bahasa se Asia Tenggara serta Konverensi Internasional di Indonesia. Kegiatan tersebut bukan hanya dilaksanakan sekali atau dua kali, melainkan terus berkesinambungan hingga terwujudnya Bahasa Indonesia yang mendunia.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus