septiayu

Renungan: Hati yang Cantik


renungan
Apa kabar hatimu hari ini, Sob? Apakah berbunga-bunga karena bahagia? Atau merana karena kecewa? Yuk, kita sharing di sini, saling berbagi cerita mungkin akan membuat hatimu terasa lebih lega. Dan, aku akan berbagi sedikit perenunganku tentang memiliki hati yang cantik. Tulisan ini aku persembahkan pada diriku sendiri dan untuk kalian semua Sob. Sebuah renungan di bulan September.

Dalam perjalanan hidup, terlebih saat dihadang gelombang ujian, terkadang membuatku bertanya atau mungkin berkeluh kesah, kenapa harus aku yang merasakan semua rasa sakit ini? Hati menjadi berat menerima takdir yang tidak sesuai dengan harapan. Merasa terluka, kecewa, gagal, seolah semua hal yang paling buruk telah menimpa diri, seolah menjadi seorang yang paling menderita. Apakah orang lain merasakan hal yang sama? Atau aku saja?

Berhadapan dengan kenyataan yang tak sesuai harapan, seringkali membuat kecewa, marah, bahkan mendendam, terlebih jika sudah terlanjur berharap pada seseorang lalu dibuat kecewa. Ah, rasanya memaafkan itu tak menjadi sesuatu yang mudah.

Apalah daya, tanpa memaafkan, hanya ada gelisah yang bertahta. Tanpa memaafkan, hati tak akan tenang dibuatnya. Lantas, apakah memaafkan menjadikunci ketenangan hati? Ya, nyatanya begitu.

Hati yang cantik ialah hati yang mampu memaafkan. Bukan hanya memaafkan orang lain yang telah melukai kita, tetapi juga memaafkan diri sendiri, memaafkan kekurangan yang mungkin pernah diri perbuat. Ketika kita mampu melepaskan rasa sakit dan kecewa, serta memeluk kelemahan diri dengan kasih sayang, hati kita akan menemukan kedamaian. Memaafkan bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Hal itu menunjukkan bahwa kita tidak membiarkan diri terjebak dalam kepahitan. Inilah yang akan menuntun kita untuk memilih jalan terbaik untuk hati, jalan kedamaian.

Setelah memaafakan diri sendiri dan orang lain, ketenangan hati mulai tertambat. Lantas, jadilah orang yang hidup dengan sudut pandang yang baik, seorang yang selalu berprasangka baik.

Hati yang cantik adalah hati yang selalu berprasangka baik. Ketika kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif, hidup menjadi lebih ringan. Prasangka baik kepada diri sendiri membuat kita lebih percaya bahwa kita mampu, bahwa setiap kesalahan adalah pelajaran. Sedangkan prasangka baik kepada orang lain membuat kita lebih mudah memahami dan menerima bahwa setiap orang sedang berjuang dengan cara mereka sendiri. Dan yang paling penting, prasangka baik kepada ketetapan Allah adalah tanda keimanan yang tulus, bahwa kita yakin, apapun yang terjadi, semuanya adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik untuk kita.

Hati yang cantik adalah hati yang dihiasi dengan syukur dan sabar. Syukur adalah ketika kita mampu melihat nikmat dalam setiap keadaan, baik di saat senang maupun susah. Karena dengan bersyukur, kita belajar bahwa kebahagiaan bukan tentang memiliki segala yang kita inginkan, tetapi tentang menghargai segala yang kita miliki. Sabar, di sisi lain, adalah kesadaran bahwa segala sesuatu membutuhkan waktu. Setiap luka akan sembuh, setiap masalah akan menemukan jalan keluar, dan setiap doa akan sampai pada waktunya.

Maka, jadilah pemilik hati yang cantik. Hati yang tenang dengan memaafkan, hati yang baik dalam berprasangka, dan hati yang selalu bersyukur serta bersabar. Karena dengan hati yang seperti itu, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih damai, tetapi juga pribadi yang lebih dekat dengan kebahagiaan yang sejati.

Epilog

12 September 1992 - 12 September 2024

Terima kasih untuk segala kasih sayang dan segala hal baik yang Engkau berikan ya Robb. Pada renungan ini, perenungan jalan panjang kehidupan, menjadi seorang yang baik dan bermanfaat tentu bukanlah suatu pilihan yang mudah. Pun berkehendak untuk memiliki hati yang cantik, yang selalu mampu memaafkan dan tenang dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan rahmat-Mu, dengan segala kasih sayang-Mu, dengan tidak membiarkan aku berjalan sendiri, itu semua yang dibutuhkan bagi seorang hamba untuk bertahan dan terus melangkah.



septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini suka berpindah-pindah tempat tinggal, dan menceritakan perjalanan hidupnya di sini. Aktivitas Septi sebagai guru, volunteer dan pegiat literasi.

Related Posts

Posting Komentar